Tempatnya cukup ramai
Banyak meja dan kursi yang sudah ditempati oleh orang-orang
yang mencari makan
Cuaca di luar bagus,
begitupun dalam ruangannya juga sangat
luas dan sesaat ada angin sepoi-sepoi yang sejuk bertiup: sapalah dia, salam
kejujuran!
Satu demi satu mereka bergegas mencari posisi yang bagus.
Lagi pula, mereka bilang kesuksesan ditentukan oleh posisi duduk,
dan posisi terbaik di sini adalah harus memiliki rasa integritas.
Makanan di meja pasti mempunyai rasa yang jujur, karena suatu alasan.
Faktanya, makanan hanyalah makanan
Seperti apa rasanya makanan itu?
Ya, pastinya rasa yang sudah kamu ketahui asin, manis,
pedas, pahit, dan nikmat memang selalu ada.
Sebenarnya kejujuran itu perlu, meski hanya di meja panjang
yang dipenuhi makanan.
Orang jujur mulai bertanya: "Di mana pesananku?”
Segenap pasang mata terperanjat mendengar pada suara itu.
“Itu sajakah yang dihidangkan? Mana sayurannya?” ujar
si jujur itu lagi.
Hanya sepiring nasi tanpa sayuran favoritnya.
Tidak ada seorang pun yang dapat menjawab pertanyaan itu
Mereka diam tertunduk.
Namun, salah satu dari mereka mencoba meyakinkannya
Tetapi ekspresi si jujur menunjukkan bahwa, dia tidak lagi
berminat untuk melihat taburan piring di meja panjang itu
Meski begitu, demi menghormati yang terbentang di
hadapannya, dan sejumlah dolar yang telah dikeluarkannya untuk makan malam di meja panjang
itu, si jujur menghabiskannya.
Lalu orang jujur itu berjalan pergi, mengabaikan gemeretak
piring dan simbol tangan yang terkatup.
Jakarta, 3 Desember 2023
15 komentar
Semoga yg sedang memperebutkan bangku saat ini menjaga integritasnya.
makanan adalah perpaduan seni dan teknik yang menghasilkan rasa asin, manis, pahit, asam dan umami
pesan atau isi dari puisi ini kira2 seseorang ngga mendapatkan sesuai dengan yang telah dia keluarkan.
Intinya ga sesuai ekpektasi tapi dia menganggapinya dengan selo...
Begitukah? hihiii
Cuma tahu rimanya a-b-a-b, a-a-a-a...gitu ga sih? Atau boleh bebas aja?
Intinya, dari puisi di atas, kita harus bersyukur dengan yg ada yah...
Pas bagian akhir kok jadi sedih sama si anak jujur yang akhirnya pergi gitu ya :')
Pasti pesannya mendalam dan bisa menjadi pelajaran bagi para pembacanya. Seperti di bait puisi kali ini, kita semua disajikan dengan kenyataan bahwa zaman sekarang, makanan disajikan secara cepat dan kurang memenuhi kaidah gizi yang ada.
Dan kali ini, pembaca dipaparkan sebuah kenyataan bahwa makanan zaman sekarang sangat jauh dari kaidah gizi yang baik karena kurang lengkap dari kebutuhan gizi manusia sehari-hari.
Aku jadi inget waktu sekolah dulu, ada yang bilang, posisi duduk menentukan prestasi, tapi sepertinya memang tergantung dari individunya